Risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed yang masih hawkish telah menjadi pendorong bagi kenaikan harga emas dunia setelah dua hari mengalami koreksi dari level All Time High-nya.
Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa pada penutupan perdagangan kemarin, yaitu Rabu (22/5/2024), harga emas dunia mengalami koreksi sebesar 1,79% menjadi US$ 2.378,25 per troy ons. Hal ini menjadi kelanjutan dari pelemahan harga emas sebesar 0,14% sehari sebelumnya, menandai bahwa depresiasi emas telah terjadi selama dua hari berturut-turut.
Meskipun terjadi koreksi harga emas dalam dua hari terakhir ini, hal tersebut sebenarnya termasuk dalam kategori normal mengingat harga emas sebelumnya mencapai posisi tertinggi sepanjang masa. Pada penutupan perdagangan tanggal 20 Mei 2024, harga emas mencatat rekor di angka US$ 2.429,11 per troy ons.
Mengenai pergerakan emas yang mulai rebound tipis pada pagi ini, kemungkinan besar dipengaruhi oleh respons pasar terhadap hasil risalah bank sentral AS. Risalah tersebut diumumkan pada dini hari tanggal 23 Mei 2024.
Risalah bank sentral AS tersebut memberikan arah kebijakan yang masih hawkish, atau cenderung agresif dalam mengendalikan inflasi. Hal ini membuat para investor menggeser portofolio investasi mereka ke aset-aset yang dianggap lebih aman, termasuk emas. Dengan begitu, kecenderungan untuk melindungi nilai aset melalui kepemilikan emas telah kembali meningkat, menyebabkan harga emas mengalami peningkatan.