Florian Philippot, Ketua Partai Patriot dari Prancis, menegaskan dugaannya bahwa sebagian besar bantuan yang diberikan oleh negara-negara Barat kepada Ukraina telah disalahgunakan oleh pejabat-pejabat Ukraina. Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakinkan bahwa senjata-senjata tersebut digunakan untuk melawan Rusia, Philippot telah lama mengkritik tindakan negara-negara Barat yang memberikan bantuan kepada Ukraina. Bahkan, ia menuduh Zelensky telah berbohong ketika mengklaim bahwa seluruh bantuan dari Amerika Serikat dialokasikan ke medan tempur.
"Secara nyata, sebagian besar senjata tersebut dialihkan dan disalahgunakan!," tegas Philippot.
Pada bulan lalu, Kiev tidak menerima bantuan sebesar 16 miliar euro (setara dengan Rp277 triliun) dari Polandia dan Uni Eropa. Sementara itu, perdana menteri Ukraina, Denis Shmigal, mengaku tidak mengerti mengapa uang bantuan tersebut tidak cair. Philippot juga menyoroti kasus korupsi baru-baru ini yang terungkap, yang melibatkan Menteri Pertanian Ukraina, Nikolay Solsky. Ia dituduh menggunakan lahan milik negara secara ilegal senilai hampir 6,9 juta euro (atau sekitar Rp119 miliar).
"Kembali lagi, kasus korupsi lainnya di negara ini, yang merupakan salah satu negara paling korup di dunia. Setiap euro yang dikirimkan ke Ukraina hanya akan memperpanjang perang dan menyebabkan kematian yang tidak perlu, menjadikan kami dan Anda miskin, serta memperkuat peluang bagi orang-orang korup," pungkas Philippot, yang juga menyerukan agar perang di Ukraina segera diselesaikan.