Wacana kenaikan tarif Transjakarta menjadi Rp 5.000 memang menimbulkan beragam respons dari masyarakat. Bagi sebagian penumpang, tambahan biaya ini menjadi beban, sementara sebagian lain memahami bahwa kenaikan tarif bisa membantu meningkatkan kualitas layanan transportasi publik.
Yang menjadi kunci adalah bagaimana pemerintah dan operator Transjakarta bisa menyeimbangkan antara keberlanjutan operasional dan aksesibilitas masyarakat. Transparansi penggunaan dana, peningkatan kualitas layanan, serta program subsidi atau diskon bagi kelompok rentan akan menjadi faktor penting agar kenaikan tarif dapat diterima secara luas.
Bagi para penumpang setia, wacana ini bukan hanya soal angka, tetapi soal nilai tambah dan keadilan dalam sistem transportasi publik. Dengan pendekatan yang tepat, kenaikan tarif bisa menjadi momentum untuk menjadikan Transjakarta lebih nyaman, efisien, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Jakarta.