TikTok, platform media sosial yang sedang naik daun, kini tengah menghadapi ancaman besar. Berbagai laporan dan spekulasi muncul mengenai rencana perusahaan untuk melakukan PHK besar-besaran di seluruh dunia. Hal ini menjadi sorotan karena TikTok telah menjadi bagian penting dari kehidupan digital masyarakat global.
Tidak dapat dipungkiri bahwa TikTok telah menjadi fenomena dalam dunia media sosial. Dengan lebih dari 2 miliar unduhan di seluruh dunia, TikTok berhasil menarik perhatian dari berbagai kalangan, terutama kalangan muda. Namun, di balik popularitasnya, TikTok mengalami tekanan dari sejumlah pihak, termasuk ancaman larangan operasi di beberapa negara, yang kemungkinan akan berdampak besar pada keberlangsungan bisnis perusahaan.
PHK besar-besaran yang sedang direncanakan oleh TikTok disebut-sebut sebagai respons terhadap tekanan politik, isu keamanan data, dan penurunan pendapatan. Kondisi ini menjadi semakin kompleks dengan adanya ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat yang mempengaruhi operasional TikTok di kedua negara tersebut.
Di Tiongkok sendiri, Beijing telah memberlakukan aturan ketat terkait kontrol dan keamanan data bagi perusahaan teknologi, yang berdampak langsung pada operasional TikTok. Di Amerika Serikat, TikTok juga tengah berjuang untuk tetap beroperasi setelah pemerintah AS mempertimbangkan larangan penggunaan aplikasi tersebut di negaranya. Hal ini tentu menjadi pukulan keras bagi TikTok, yang akan berdampak pada keberlangsungan perusahaan dan puluhan ribu pekerjanya di seluruh dunia.
