Jakarta, Tampang.com – Memiliki gelar magister (S2) belum tentu membuat seseorang menjadi pekerja yang lebih baik. Namun, sebuah survei terbaru dari Resume Genius terhadap 1.000 manajer perekrutan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa para perekrut masih bersedia membayar lebih bagi kandidat yang menyandang gelar tersebut. Dalam survei tersebut, 62 persen manajer mengatakan bahwa karyawan dengan gelar magister menunjukkan performa kerja yang setara—bahkan lebih rendah—dibandingkan mereka yang hanya bergelar sarjana (S1) namun memiliki pengalaman kerja dua tahun.
Meskipun demikian, sebanyak 72 persen manajer tetap mengaku akan menawarkan gaji yang lebih tinggi kepada kandidat dengan gelar magister dibandingkan yang tidak memilikinya. Dari kelompok tersebut, 64 persen menyatakan akan memberikan kenaikan gaji sebesar 10 persen, 20 persen akan memberikan kenaikan 15 persen, dan 23 persen bahkan akan menawarkan kenaikan gaji 20 persen atau lebih.
Nilai Simbolik Masih Berpengaruh Lantas, mengapa gelar magister tetap dihargai lebih tinggi? Menurut Eva Chan, pakar hubungan masyarakat senior di Resume Genius, fenomena ini mencerminkan masa transisi dalam dunia kerja. "Kita sedang berada di masa peralihan, di mana nilai simbolik dari sebuah gelar masih memengaruhi keputusan soal gaji, meski kinerja pemegang gelar magister belum tentu mencerminkan kualitas tersebut," ujar Eva Chan, dilansir dari CNBC, Sabtu (31/5/2025).