Ariston menambahkan bahwa potensi penguatan rupiah hari ini berkisar pada Rp 16.100, dengan potensi resisten pada kisaran Rp 16.200. Namun, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, memproyeksikan pergerakan rupiah yang masih dimungkinkan melanjutkan depresiasi. Fikri memprediksi rupiah bisa naik tipis pada level Rp 16.130 hingga Rp 16.270 per dolar AS.
Fikri menyebut bahwa ekspektasi penurunan Fed Funds Rate di FOMC September yang sudah mencapai 100% menjadi faktor penopang penguatan rupiah. Selain itu, hasil lelang SBSN kemarin juga mencatatkan kenaikan incoming bids ke angka Rp 27 triliun sehingga diharapkan akan diikuti dengan appetite asing. Namun, pergerakan rupiah hari ini juga akan dipengaruhi oleh pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).