Mata uang rupiah berhasil mencatat penguatan ke posisi Rp16.210 per dolar AS pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (23/7/2024), berdasarkan data Bloomberg. Penguatan ini sebesar 0,06% atau 10 poin dari posisi sebelumnya. Di sisi lain, indeks dolar terpantau mengalami penurunan sebesar 0,03% ke posisi 104,007.
Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang kawasan Asia juga bergerak naik terhadap dolar AS. Yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura masing-masing menguat sebesar 0,22%, 0,01%, dan 0,08%. Sementara itu, won Korea, yuan China, ringgit Malaysia, dan baht Thailand juga tercatat mengalami penguatan. Namun, beberapa mata uang seperti peso Filipina dan rupee India justru melemah.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi fluktuasi rupiah di perdagangan hari ini. Menurutnya, rupiah diperkirakan akan ditutup melemah di kisaran Rp16.210 hingga Rp16.260 per dolar AS. Berbagai sentimen mempengaruhi fluktuasi mata uang rupiah pada saat ini.
Dari sisi internasional, Ibrahim menyebutkan bahwa mundurnya Joe Biden meningkatkan ketidakpastian terkait pemilihan presiden mendatang, yang kemudian memperburuk sentimen pasar. Selain itu, kekhawatiran potensi kepresidenan Trump yang dapat memicu konflik dengan China turut membebani mata uang regional. Disisi lain, sentimen domestik juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah, terutama terkait nasib APBN 2025 yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.