1. Promosi yang gencar di Negara Tujuan Ekspor.
Perlu ada peningkatan kegiatan promosi produk rotan di Negara-negara dengan potensi ekspor yang besar yaitu Amerkia Serikat, Jerman, Belanda , Inggris dan Perancis . Salah satu media promosi yang efektif adalah mengikuti pameran produk furniture di Negara-negara tersebut.
Kegiatan Promosi lainnya adalah dengan meningkatkan peran perwakilan Pemerintah Indonesia di Negara Tujuan Ekspor utama, seperti Atase Perdagangan dan ITPC . Atase perdagangan dan ITPC bisa didorong untuk lebih giat lagi mempromosikan produk mebel rotan di luar negeri, Tentu saja dengan dibantu adanya peningkatan anggaran promosi produk ekspor di lembaga tersebut.
2. Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Desain Produk rotan yang sesuai permintaan pasar.
Desain produk rotan yang disukai pasar di Negara maju tentu saja berbeda dengan desain yang disukai pasar lokal Indonesia. Akan tetapi tidak banyak perusahaan Mebel Rotan yang memiliki desainer produk yang memahami desain produk mebel roitan di pasar Eropa dan Amerika.
Oleh karena itu perlu adanya kolaborasi antara para desainer dan perusahaan membel rotan sehingga lebih banyak lagi perusahaan yang memiliki desain produk rotan yang sesuai permintaan pasar Negara maju.
3. Peningkatan Bantuan permodalan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak perusahaan mebel rotan yang kesulitan untuk memenuhi pesanan pembeli dari Negara maju karea kurangnya permodalan. Mayoritas perusahaan mebel, mengandalkan sistem pembayaran dengan menggunakan Uang Muka. Sedangkan sistem pembayaran yang diinginkan oleh permbeli dari Negara maju adalah LC atau Cash Agaisnt Document yang membutuhkan modal yang besar dari pengusaha rotan. Oleh karena itu perlu banyuan dari Perbankan dan Institusi Keuangan lainnya yang dapat membantu pengusaha untuk mendapatkan permodalan tambahan agar bisa lebih banyak lagi memenuhi permintaan dari Luar Negeri. Kemudian juga persyaratan pengajuan pinjamanyang saat ini masih cukup memberatkan bagi pengusaha sebaiknya dapat lebih dipermudah karena tidak semua pengusaha memiliki agunan asset yang besar.