Tampang.com | Belanja online yang dulu dikenal murah dan praktis kini mulai ditinggalkan sebagian konsumen. Penyebab utamanya adalah kenaikan ongkos kirim (ongkir) dan biaya layanan yang diterapkan sejumlah platform e-commerce besar sejak awal 2025.
Biaya tambahan tersebut, meskipun tidak diumumkan secara besar-besaran, mulai terasa oleh pengguna saat checkout. Bahkan, di beberapa kasus, biaya ongkir dan layanan hampir menyamai harga barang yang dibeli.
“Dulu saya bisa beli baju anak seharga Rp50.000 dan gratis ongkir. Sekarang ongkirnya Rp30.000, belum termasuk biaya layanan Rp5.000. Jadi total hampir dua kali lipat!” keluh Dwi, ibu rumah tangga di Semarang.
Konsumen Kecewa, Transparansi Dipertanyakan
Kebijakan kenaikan biaya ini dianggap tidak transparan. Banyak konsumen tidak menyadari bahwa biaya layanan yang dahulu tidak ada kini dimasukkan secara otomatis ke dalam transaksi.