Tampang.com | Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden AS saat itu, Donald Trump, menaikkan tarif impor secara signifikan. Tak tinggal diam, China pun melakukan aksi balasan serupa. Namun di sisi lain, Indonesia yang juga terkena tarif tinggi justru memilih jalan negosiasi. Lalu apa yang membuat China begitu percaya diri melawan AS, sedangkan Indonesia lebih memilih pendekatan diplomatis?
Perang Tarif: Saling Balas Antara AS dan China
Awalnya, AS mengenakan tarif impor sebesar 34 persen terhadap barang-barang asal China. Presiden Xi Jinping langsung membalas dengan tarif serupa terhadap produk asal AS. Tak berhenti di situ, AS meningkatkan tarif hingga 104 persen, yang kembali dibalas oleh China menjadi 84 persen. Kini, tarif impor AS terhadap produk China telah melonjak hingga 125 persen, dan bahkan bisa naik menjadi 145 persen pada produk-produk tertentu. China pun tak tinggal diam, turut menaikkan tarif hingga menyamai angka 125 persen.
Mengapa China Berani Melawan?
Menurut Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali, keberanian China melawan AS tidak muncul tiba-tiba. Negeri Tirai Bambu itu telah melakukan berbagai persiapan strategis sejak masa awal pemerintahan Trump. Mereka mengurangi ketergantungan terhadap AS dan membangun fondasi ekonomi yang kuat, termasuk dalam penguasaan teknologi dan pengembangan pasar global.