Tidak hanya itu, dalam konteks ekonomi politik, perhatian juga perlu diberikan kepada hubungan erat antara pemilu dan oligarki. Mereka yang memiliki sumber daya finansial yang besar bisa mendominasi proses pemilihan, mengecilkan kesempatan bagi calon yang lebih berkualitas tetapi tidak memiliki dana yang cukup. Fenomena ini pun berkontribusi pada semakin lemahnya sistem demokrasi, ketika hanya segelintir orang kaya yang bisa menentukan arah bangsa.
Di tengah semua ini, satu pertanyaan muncul: siapakah yang sebenarnya diuntungkan dari sistem pemilu yang dipenuhi dengan Transaksi Politik? Cukup ironis, bahwa pada saat masyarakat sibuk berjuang untuk mendapatkan hak suara mereka, ada pihak-pihak tertentu yang sibuk menjadikan suara tersebut sebagai komoditas. Ini adalah dinamika yang perlu dicermati untuk memahami bagaimana ekonomi politik bisa memengaruhi pemilu dan, pada akhirnya, kualitas demokrasi kita.