David juga menyoroti dampak dari konflik di Timur Tengah beberapa waktu lalu, dimana investor asing menarik modal mereka keluar dari Indonesia. Meskipun situasinya mulai membaik, jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang masuk masih terbatas.
Pihak BI terlihat berusaha untuk menarik modal asing ke dalam negeri melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang memiliki imbal hasil lebih kompetitif daripada SBN. Per 15 Juli 2024, total nilai SRBI mencapai Rp775,45 triliun, dengan kepemilikan nonresiden mencapai Rp220,35 triliun atau sekitar 28,42% dari total outstanding.
David mengemukakan bahwa jika BI memutuskan untuk memangkas suku bunga lebih dulu, hal ini berpotensi mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah di pasar. Sementara itu, Gubernur BI tidak mengubah rencana penurunan suku bunga acuan pada kuartal IV/2024.
Menurut Perry, bersama dengan dewan gubernur BI, mereka akan terus memantau kondisi FFR, US Treasury, serta kinerja dolar AS. Meskipun demikian, ia mengungkapkan bahwa kemungkinan arah penurunan BI Rate akan tetap pada kuartal IV/2024, sementara FFR mungkin akan turun lebih awal. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (17/7/2024).