Pemerintah China juga menegaskan bahwa alokasi dana sekitar 300 miliar yuan yang diterbitkan dalam bentuk obligasi jangka panjang akan digunakan sebagai subsidi. Namun, kebijakan ini juga mencatat bahwa pemerintah pusat akan mengambil kembali dana yang tidak terpakai pada akhir tahun 2024.
Kepala peneliti Bank of China, Zong Liang, menanggapi kebijakan baru ini dengan mengatakan, "Tidak pernah ada langkah-langkah khusus seperti itu yang ditujukan untuk konsumsi." Ia juga menekankan bahwa kebijakan ini menunjukkan tekanan bagi masyarakat untuk belanja lebih banyak.
Zong juga menyoroti bahwa penetapan dana sebesar 300 miliar yuan mencerminkan "cara berpikir baru" yang dapat berdampak dalam skala besar. Dalam hal ini, ia juga menghubungkan kebijakan baru ini dengan program obligasi ultra-panjang yang diumumkan pada Maret, yang memiliki tujuan untuk mendukung konsumsi.
Langkah-langkah ekonomi baru ini diambil dalam konteks kekhawatiran terhadap lesunya konsumsi masyarakat China. Pasalnya, penurunan konsumsi disebabkan oleh ketidakpastian mengenai pendapatan masa depan dan kondisi pasar real estat yang mengalami penurunan. Data menunjukkan bahwa penjualan eceran di Tiongkok hanya tumbuh sebesar 2% dari tahun ke tahun pada bulan Juni, hal ini dianggap kurang ideal menurut para analis.