Analis pertanian menyatakan bahwa pembangunan food estate yang terlalu besar dan terlalu cepat cenderung membuat proyek tersebut rentan terhadap kegagalan. Faktor-faktor seperti kurangnya perencanaan yang matang, kurangnya keterlibatan masyarakat lokal, dan kurangnya pemahaman akan kondisi lingkungan setempat seringkali menjadi penyebab kegagalan dalam proyek food estate.
Keberhasilan proyek food estate seharusnya melibatkan proses perencanaan yang komprehensif, pengelolaan yang baik, serta keterlibatan masyarakat lokal yang kuat. Kegagalan proyek-proyek sebelumnya seharusnya dijadikan pembelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa proyek satu juta hektare sawah di Kalteng tersebut tidak akan berakhir dengan kegagalan yang sama.
Pemerintah Indonesia dan China perlu memastikan bahwa proyek ini memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara holistik. Keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap tahapan proyek sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan mendukung kemajuan ekonomi daerah. Dalam hal ini, pembelajaran dari kegagalan proyek sebelumnya seharusnya dijadikan landasan untuk memastikan bahwa proyek ini akan berdampak positif bagi kedua negara, secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.