Adapun pergerakan harga komoditas di pasar global juga memberikan dampak pada pergerakan IHSG. Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari Malaysia turun sebesar 1,48 persen, sementara harga nikel mengalami lonjakan sebesar 2,28 persen. Di sisi lain, nilai tukar Rupiah tercatat menguat sebesar 0,73 persen ke level Rp15.457 per USD.
Melirik ke pasar obligasi, terdapat penurunan yield obligasi 5 tahun dan 10 tahun. Penurunan yang signifikan ini didorong oleh pembelian masif pada instrumen surat utang dari investor, seiring dengan berbagai spekulasi terkait kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada semester kedua tahun 2024.
Dari sisi nilai transaksi perdagangan, tercatat nilai transaksi mencapai jumlah yang cukup besar pada sesi I, yakni Rp8,5 triliun. Namun, terdapat penurunan dibandingkan dengan transaksi perdagangan pada sesi I hari sebelumnya (20/8). Di mana perdagangan saham tertinggi pada hari ini didominasi oleh saham-saham dari sektor perbankan besar dan sektor otomotif.
Dengan berbagai dinamika tersebut, IHSG berhasil bertahan pada jalur penguatan di sesi I perdagangan, walaupun masih perlu mengantisipasi hasil RDG BI yang akan mempengaruhi sentimen pasar dalam beberapa waktu ke depan. Namun, kondisi tersebut tetap menjadi dorongan bagi pelaku pasar untuk tetap memantau perkembangan ekonomi dan pasar modal Indonesia dengan cermat. Semua ini menunjukkan tanda-tanda positif bagi perekonomian dalam negeri.