Tampang.com,Jakarta – Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah kebijakan moneter ekspansif dengan menurunkan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 25 basis poin, menjadi 5,50 persen. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2025. Namun, masyarakat dan pelaku ekonomi perlu bersabar, sebab dampak penuh dari penurunan ini ke perekonomian nasional diperkirakan baru akan terasa signifikan sekitar 1 hingga 1,5 tahun mendatang.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M. Juhro, menjelaskan bahwa BI rate merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter ekspansif yang memiliki efek berantai terhadap berbagai sektor ekonomi dan keuangan. Oleh karena itu, membutuhkan waktu agar efeknya terasa di perekonomian secara luas dan mendalam.
"Dari kondisi makronya nanti, dampak-dampak akhirnya kepada PDB dan sebagainya itu nanti sekitar di atas 1 tahun," ujar Solikin saat Taklimat Media di kantornya, Jakarta, Senin (26/5/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa kebijakan moneter bekerja dengan lag time atau jeda waktu.
Lebih lanjut, Solikin merinci tahapan transmisi penurunan suku bunga ini. Ia menjelaskan bahwa penurunan BI rate akan langsung ditransmisikan ke suku bunga pasar uang dalam jangka waktu paling lama 2-3 bulan setelah kebijakan ini diumumkan.
"Kalau ke suku bunga pasar uang itu bisa seketika, karena BI rate itu kan tenor yang terendah. Kemudian kalau kita bicara tenor yang jangka pendek, ya bisa segera, lebih cepat," ungkapnya. Ini menunjukkan respons yang cepat di sektor keuangan jangka pendek.