Presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, telah sering menekankan agar hilirisasi sumber daya Indonesia diperluas tidak hanya terbatas pada sektor pertambangan. Dalam upaya tersebut, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk melarang ekspor produk mentah dari sektor pertanian, demi meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Langkah ini diyakini akan membawa manfaat besar bagi perekonomian Indonesia.
Salah satu sektor yang mendapat perhatian dalam upaya hilirisasi adalah nikel. Indonesia memiliki cadangan nikelin yang sangat besar, namun sebagian besar diekspor dalam bentuk bahan mentah. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong industri pengolahan nikel agar dapat menciptakan produk bernilai tambah tinggi, seperti baterai untuk kendaraan listrik. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, melainkan juga produsen barang jadi yang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Selain nikel, sektor sawit juga menjadi fokus dalam upaya hilirisasi. Sawit merupakan komoditas penting bagi Indonesia, namun ekspor dalam bentuk crude palm oil (CPO) seringkali menghadapi hambatan harga dan diskriminasi dari negara-negara maju. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menggenjot industri pengolahan sawit di dalam negeri. Dengan demikian, nilai tambah dari produk sawit dapat meningkat, dan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor CPO.