Tampang.com | Keresahan masyarakat kembali memuncak. Harga sembako di berbagai daerah masih tak menunjukkan penurunan berarti, meskipun pemerintah telah berulang kali menjanjikan stabilisasi. Mulai dari beras, telur, cabai, hingga minyak goreng—semua komoditas itu kini kian sulit dijangkau oleh kantong rakyat biasa.
Harga Naik, Pendapatan Tetap, Hidup Semakin Sulit
Fenomena klasik ini makin terasa menjelang pertengahan tahun. Saat inflasi merayap, pendapatan mayoritas masyarakat justru stagnan. Banyak keluarga yang terpaksa mengurangi porsi makan atau mengganti kebutuhan pokok dengan barang substitusi yang lebih murah, bahkan kurang bergizi.
“Biasanya kami beli daging seminggu sekali, sekarang sebulan sekali pun belum tentu,” keluh Yuliana, ibu rumah tangga di Surabaya.
Kondisi ini tidak hanya menyulitkan konsumsi sehari-hari, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup jangka panjang—terutama bagi keluarga dengan anak-anak kecil.
Inflasi Pangan Membayangi, Solusi Nyata Belum Nampak
Meski pemerintah berkali-kali mengklaim telah menggelontorkan berbagai bantuan sosial dan operasi pasar, kenyataannya banyak warga yang mengaku tidak merasakan dampaknya secara langsung. Harga tetap tinggi, pasokan terbatas, dan distribusi sering kali tak merata.