Tampang.com | Perluasan kebijakan ganjil-genap di berbagai ruas jalan ibu kota sejak awal Mei 2025 menimbulkan pro dan kontra. Sementara tujuan utamanya adalah mengurai kemacetan dan menekan emisi, dampaknya kini mulai dirasakan oleh sektor informal seperti ojek online (ojol), kurir logistik, hingga pengemudi harian.
Ojol Terpaksa Kurangi Jam Operasi
Bagi para pengemudi ojol, sistem ganjil-genap bukan hanya menyulitkan akses jalan, tapi juga langsung memotong pendapatan. Banyak dari mereka tidak memiliki dua kendaraan, sehingga hanya bisa bekerja separuh hari atau bahkan libur saat plat nomor tidak sesuai jadwal.
“Saya pakai motor pribadi, nggak mungkin beli motor satu lagi. Kalau nggak bisa narik, berarti nggak ada uang buat makan hari itu,” ujar Wira, pengemudi ojol yang biasa mangkal di kawasan Sudirman.
Pengemudi ojol kini terpaksa mengatur rute yang lebih jauh agar bisa menghindari jalur yang terkena aturan ganjil-genap. Akibatnya, waktu tempuh bertambah, jumlah pesanan menurun, dan beban bahan bakar pun membengkak.