Di tengah berbagai tantangan ini, beberapa individu memilih untuk memanfaatkan peluang kewirausahaan sebagai alternatif. Namun, tidak semua lulusan memiliki modal atau pengetahuan untuk memulai usaha sendiri, sehingga proporsi yang terjebak dalam pekerjaan informal tetap tinggi.
Fakta baru yang juga disoroti masyarakat adalah bahwa lulusan S1 kini terpaksa bekerja sebagai buruh. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang relevansi pendidikan tinggi di Indonesia dan bagaimana sistem pendidikan kita dapat menjawab kebutuhan pasar kerja yang dinamis. Dengan tren ini, banyak yang berpendapat bahwa reformasi dalam pendidikan tinggi perlu dilakukan untuk lebih baik menyiapkan lulusan menghadapi tantangan dunia kerja modern.
Dengan latar belakang ini, menjadi jelas bahwa fenomena lulusan sarjana yang bekerja di sektor informal bukan hanya sebuah masalah individu, tetapi mencerminkan ketidaksesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja di Indonesia.