Ia menyebutkan, total impor kumulatif Januari - Oktober 2017 adalah US$ 126,86 miliiar atau naik 14,15 persen. Impor berasal dari Tiongkok 26,12 persen dengan komoditas sparepart notebook. Kemudian Jepang sebesar 11,55 persen dari komoditas sparepart mobil. Terakhir Thailand sebesar 7,33 persen dari sparepart motor vehicle sport.
Melihat perkembangan ekspor dan impor Oktober 2017, BPS mengukur neraca perdagangan mengalami surplus US$ 0,90 miliar. Sebab nilai ekspor lebih besar dari impor. Terutama surplus sektor non migas US$ 1,69 miliar. Namun terkoreksi oleh defisit neraca perdagangan sektor migas sebesar US$ 0,79 miliar.
Dari sisi neraca volume perdagangan, Indonesia mengalami surplus 35,56 juta ton pada Oktober 2017. Hal ini didorong oleh surplus neraca sektor non migas 36,24 ton. Namun, neraca volume perdagangan sektor migas mengalami defisit 0,68 juta ton.
"Dari petanya masih sama tahun ke tahun, ekspor dari industri pengolahan berpeluang besar untuk ditingkatkan. Kita masih bisa menghasilkan nilai tambah dari yang sudah ada. Artinya industri ini menjanjikan," tegasnya.