Platform belanja cepat asal China, Shein, kini menghadapi tekanan besar di Eropa setelah organisasi konsumen BEUC resmi mengajukan pengaduan ke Komisi Eropa. Dugaan mereka: Shein menggunakan taktik manipulatif yang disebut dark pattern untuk mendorong konsumen terus membeli—sebuah praktik yang kini masuk sorotan regulasi Uni Eropa.
BEUC (Bureau Européen des Unions de Consommateurs), mewakili 25 lembaga konsumen dari 21 negara, menyampaikan bahwa desain antarmuka Shein sengaja dibuat “mengganggu” agar pengguna susah berhenti belanja. Taktik ini termasuk:
-
Popup agresif yang memperingatkan pengguna agar tetap berada di aplikasi untuk mendapat harga promo.
-
Countdown timer yang menimbulkan rasa urgensi palsu—buruburu mengambil keputusan.
-
Infinite scroll dan notifikasi berlebihan—hingga 12 kali dalam sehari—membuat pengguna terus terlibat. reuters.com+15reuters.com+15theguardian.com+15
Menurut Agustín Reyna, Direktur Jenderal BEUC, strategi ini sengaja dirancang untuk mendorong konsumsi massal: “Untuk fast fashion, dibutuhkan volume. Dark patternnya dirancang untuk membuat orang terus membeli.” linkedin.com+4reuters.com+4financialexpress.com+4
Game dan “Confirm Shaming”: Dorongan Potensial Konsumsi
Lebih parah lagi, Shein disebut mengintegrasikan elemen gamifikasi yang membuat pengguna sulit lepas dari aplikasi. Salah satu contohnya adalah permainan “Puppy Keep”, di mana pengguna memberi makan anjing virtual untuk mendapat poin dan potongan harga. Poin bisa hilang jika tidak bermain setiap hari, membuat pengguna “kecanduan scroll” untuk mengejar rewards. financialexpress.com+3reuters.com+3bnnbloomberg.ca+3