Teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data analytics, blockchain, dan kecerdasan buatan (AI) semakin banyak diadopsi oleh perusahaan Indonesia untuk mengoptimalkan rantai pasok mereka. Misalnya, sensor IoT digunakan untuk memantau kondisi pengiriman barang, sementara blockchain memastikan keamanan dan transparansi transaksi.
“Dengan digitalisasi, kami bisa memprediksi kebutuhan stok dan mengatur pengiriman dengan lebih efisien,” ujar Andi, manajer logistik sebuah perusahaan manufaktur di Jakarta.
Tantangan Implementasi Digitalisasi
Meskipun manfaatnya besar, implementasi digitalisasi rantai pasok menghadapi berbagai tantangan. Infrastruktur teknologi yang belum merata, biaya investasi awal yang tinggi, serta kurangnya sumber daya manusia yang terampil menjadi hambatan utama.
Selain itu, integrasi sistem yang kompleks antar berbagai pihak dalam rantai pasok juga memerlukan koordinasi yang matang dan standar yang jelas.