Pada segmen konsumer, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, bisnis emas, oto, cicil emas dan hasanah card. Sementara itu, untuk pembiayaan berkelanjutan, BSI telah menyalurkan Rp59,2 triliun yang didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp46,6 triliun, sustainable agriculture Rp4,9 triliun, energi terbarukan Rp0,9 triliun, dan proyek green lainnya sebesar Rp600 miliar. Hery menambahkan bahwa BSI memiliki komitmen untuk terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan kualitas yang sehat.
Hingga kuartal I/2024, BSI mencatat Aset sebesar Rp358 triliun, tumbuh 14,25 persen dengan Return On Asset (ROA) 2,51 persen, return on equity (ROE) 18,30 persen, financing to deposit ratio (FDR) sebesar 83,05 persen dengan non-performing financing (NPF) gross 2,01 persen serta cash coverage 196,61.
Selain itu, layanan digital BSI juga mencatat pertumbuhan signifikan. Pada Maret 2024, jumlah pengguna BSI Mobile melonjak 29,35 persen (yoy) menjadi 6,70 juta orang dengan jumlah transaksi sebesar 118,5 juta dan volume transaksi mencapai Rp145,1 Triliun. Jumlah nasabah yang membuka rekening secara online juga meningkat mencapai 93,6 persen dari nasabah baru BSI hingga Maret 2024.
Untuk memperluas jangkauan layanan ke wilayah yang belum terjangkau oleh bank dan juga sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi mikro, BSI terus memperluas jaringan BSI Agen. Hingga Maret 2024, jumlah BSI agen mencapai 91 ribu dengan total 5,7 juta transaksi dan volume sebesar Rp13,2 triliun.