Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa China kini menjadi pesaing yang tangguh di industri otomotif karena membutuhkan waktu lebih dari 12 tahun dan menginvestasikan lebih dari 200 miliar dolar demi membangun daya saingnya serta ekosistem industri kendaraan listrik.
Menurut Agus, pemerintah China menyadari bahwa jika ingin bersaing dalam industri kendaraan global, negara ini harus memiliki keunggulan yang berbeda dari negara maju lainnya. "China menyadari bahwa mereka kalah jika hanya mengandalkan Internal Combustion Engine (ICE) dari Jepang, begitu juga dengan teknologi hybrid. Oleh karena itu, China bertaruh besar dalam pengembangan kendaraan listrik selama lebih dari satu dekade," tambah Agus.
Agus pun mencatat bahwa pemerintah China, selain berperan sebagai regulator, juga turut berperan sebagai konsumen pertama untuk kendaraan listrik. "Pemerintah China menjadikan dirinya sebagai konsumen pertama. Di negara-negara lain, kendaraan baru langsung diserahkan ke pasar. Namun, hal tersebut tidak berlaku di China. Oleh karena itu, saya selalu menyatakan bahwa dalam hal adopsi teknologi, pemerintah harus menjadi pelopor terlebih dahulu," jelas Agus.