Tampang.com | Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, hingga kini, sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan daya saing hingga akses terhadap pendanaan dan teknologi. Menanggapi permasalahan tersebut, akademisi Universitas Ciputra (UC) mengusulkan pembentukan Badan Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM sebagai solusi untuk meningkatkan daya saing serta keberlanjutan sektor UMKM di Indonesia.
Hasil Penelitian: UMKM dan Indikator Ekonomi Makro
Usulan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh tim akademisi UC, yaitu Aria Ganna Henryanto, Haniruzila Hanifah, Malik Cahyadin, dan Thomas Stefanus Kaihatu. Studi ini menganalisis hubungan kausal antara UMKM dan berbagai indikator makroekonomi dari tahun 1997 hingga 2020, dengan menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI).
Penelitian ini menggunakan metode uji kausalitas Granger serta model vektor autoregresi (VAR) untuk memahami bagaimana UMKM mempengaruhi inflasi, kemiskinan, dan pengangguran, baik dalam periode krisis maupun non-krisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
-
UMKM memiliki hubungan kausal satu arah dengan tingkat inflasi, kemiskinan, dan pengangguran.
-
Kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi masih terhambat oleh rendahnya daya saing pemilik dan pekerja di sektor ini.
-
Masalah keterbatasan kapasitas dan kompetensi ini juga ditemukan dalam studi dari ASEAN, OECD, dan Bank Dunia yang menunjukkan bahwa kurangnya keterampilan tenaga kerja menjadi kendala utama dalam meningkatkan daya saing UMKM.