Menko Pemmas Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa keputusan terkait dengan wacana ini juga merupakan hasil koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk ahli gizi, petani daun kelor, serta industri pangan. Sinergi antara berbagai pihak ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang lebih akurat dan mendukung keberlangsungan program MBG.
Selain itu, peran Badan Gizi Nasional dalam memastikan setiap bahan makanan memenuhi standar gizi yang seimbang juga sangat krusial dalam mengimplementasikan wacana ini. Proses pengujian dan validasi gizi dari bahan makanan daun kelor menjadi fokus utama untuk memastikan bahwa perubahan ini benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, terutama anak-anak yang menjadi sasaran utama program MBG.
Dalam proses penggantian susu dengan bahan makanan dari daun kelor, penting juga untuk memberikan informasi yang jelas dan komprehensif kepada masyarakat. Edukasi mengenai manfaat gizi daun kelor, cara pengolahan yang tepat, serta resep makanan bergizi dengan daun kelor harus disosialisasikan agar masyarakat lebih terbuka terhadap perubahan ini. Sinergi antara pemerintah, ahli gizi, petani, industri pangan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengimplementasikan wacana ini.
Dengan demikian, penggantian susu dalam program MBG dengan bahan makanan dari daun kelor masih harus melalui proses simulasi dan evaluasi yang cermat. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan langkah yang tepat dan berdampak positif bagi kesehatan dan gizi masyarakat, terutama anak-anak yang menjadi kelompok rentan. Dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan memastikan bahwa segala aspek telah dipertimbangkan secara menyeluruh, diharapkan implementasi wacana ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia.