Menurut rekaman kronologis yang dicatat dalam film dokumenter Chernobyl: 01:23:40 (2014), Fomin bahkan menutupi fakta bahwa tenaga pendingin reaktor tidak mencukupi. Ia memberikan informasi yang menyesatkan bahwa kapasitas reaktor masih aman, padahal tenaga yang tersedia hanya sekitar 200 megawatt, jauh di bawah batas minimal 700 megawatt yang seharusnya ada untuk keselamatan operasional.
Sementara itu, Dyatlov bersikeras agar uji coba tetap dilaksanakan pada hari itu juga, meski banyak teknisi merasa kondisi belum aman. Ia bahkan mengancam akan memutasi staf yang tidak mau mematuhi perintahnya, sehingga tim teknisi akhirnya terpaksa menjalankan perintah tersebut meski dengan perasaan cemas. Di sinilah titik awal bencana mulai terjadi.
Saat malam berganti, para teknisi menyalakan generator. Turbin air mulai berfungsi, tetapi tenaga generator tidak bertahan lama dan menurun secara drastis. Karena generator tidak mampu menyuplai tenaga yang stabil, suhu inti reaktor pun meningkat dengan cepat dan tidak terkendali.
Dalam situasi darurat tersebut, teknisi segera menekan tombol SCRAM yang merupakan perintah darurat pada komputer untuk mengaktifkan generator dan mematikan reaktor. Namun, tombol ini tidak berfungsi. Ternyata, perangkat komputer untuk kontrol kritis ini belum pernah diuji coba dengan benar dan tidak pernah dipastikan keandalannya.
Akibatnya, suhu inti reaktor melambung hingga mencapai 3.000 derajat Celcius. Pada suhu ekstrem ini, terjadi ledakan nuklir besar yang langsung menghancurkan reaktor dan melepaskan radiasi yang sangat berbahaya ke lingkungan sekitar.
Saat ledakan terjadi, banyak penduduk di sekitar lokasi masih tertidur dan tidak menyadari bahaya yang mengancam. Mereka tidak sempat melarikan diri dan akhirnya terpapar radiasi tingkat tinggi yang membahayakan nyawa.