Peralatan deteksi radiasi saat itu tidak mampu mengukur tingkat radiasi yang sangat tinggi tersebut, sehingga respons awal terhadap bencana menjadi terlambat. Barulah ketika matahari terbit, warga menyadari ada debu berwarna aneh yang beterbangan, yang ternyata adalah partikel debu radioaktif dari ledakan reaktor.
Menurut catatan BBC, total kematian akibat paparan radiasi nuklir dalam jangka panjang mencapai 90.000 jiwa. Selain itu, sekitar 600.000 orang terpapar radiasi, meski tidak semuanya meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa efek radiasi nuklir Chernobyl menyebar hingga jarak 200.000 kilometer ke wilayah Eropa.
Akibat dari ledakan dan radiasi ini, kawasan Chernobyl tidak dapat dihuni selama 20.000 tahun ke depan karena kontaminasi radioaktif yang sangat tinggi.
Dari tragedi ini, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik. Pertama, sebuah proyek besar yang memiliki risiko keselamatan tinggi membutuhkan kepemimpinan yang bijaksana, profesional, dan terbuka terhadap masukan. Sikap arogan dan mengabaikan peringatan teknis dapat berakibat fatal.
Kedua, prosedur uji coba dan pengujian sistem harus dilakukan dengan sangat detail dan disiplin. Semua alat pengaman dan kontrol harus diuji secara menyeluruh agar berfungsi optimal saat dibutuhkan, terutama dalam situasi kritis.
Kisah ledakan nuklir Chernobyl mengingatkan kita bahwa kemajuan teknologi harus selalu diimbangi dengan kehati-hatian dan tata kelola yang baik agar tidak berujung pada bencana yang menghancurkan kehidupan manusia dan lingkungan.