Di jantung budaya kafe Italia, di balik setiap meja marmer dan hiruk pikuk percakapan, tersembunyi sebuah mahakarya kecil yang kuat: espresso. Ini bukan sekadar minuman, melainkan sebuah filosofi, sebuah ritual, dan yang terpenting, sebuah seni. Seni membuat kopi espresso Italia adalah tentang presisi rasa dalam setiap seduhan, sebuah dedikasi tak tergoyahkan terhadap kesempurnaan yang mengubah butiran kopi menjadi esensi energi dan kenikmatan. Bagi para barista dan penikmat sejati, espresso adalah jiwa dari kopi itu sendiri.
Sejarah Singkat dan Esensi Espresso
Konsep espresso, yang secara harfiah berarti "ditekan keluar" atau "dibuat berdasarkan pesanan", lahir di Italia pada awal abad ke-20. Tujuannya adalah menciptakan metode penyeduhan kopi yang cepat dan efisien, terutama untuk memenuhi kebutuhan pekerja yang sibuk di Milan. Luigi Bezzera dan Desiderio Pavoni adalah pelopor mesin espresso pertama yang menggunakan uap bertekanan untuk mengekstrak kopi dengan cepat. Sejak itu, inovasi terus berlanjut, menyempurnakan mesin dan teknik.
Espresso adalah dasar dari hampir semua minuman kopi berbasis susu populer di dunia, seperti cappuccino dan latte. Namun, dalam bentuk murninya, espresso adalah minuman yang sangat terkonsentrasi—sekitar 25 hingga 35 mililiter—diseduh dari biji kopi yang digiling sangat halus, dengan air panas bertekanan tinggi (sekitar 9 bar) selama 20 hingga 30 detik. Hasilnya adalah cairan gelap yang kaya, di atasnya terdapat lapisan buih berwarna keemasan kecokelatan yang disebut crema, indikator utama espresso yang berkualitas.