Di tengah gejolak politik dan ketegangan dalam negeri, Barnier juga dihadapkan pada tekanan dari lembaga-lembaga Uni Eropa terkait dengan kebijakan perdagangan dan isu-isu migrasi. Kompleksitas tugasnya sebagai Perdana Menteri semakin meningkat dengan berbagai isu yang membutuhkan penyelesaian cepat dan tepat.
Meskipun telah berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, kegagalan Barnier untuk mendapatkan dukungan yang kuat dari parlemen akhirnya mengakhiri masa jabatannya yang baru dimulai. Keputusan mosi tidak percaya tersebut menjadi pukulan telak bagi karir politiknya, namun Barnier menyatakan kesediaannya untuk menerima hasil pemungutan suara dengan sikap yang tenang dan terhormat.
Dengan demikian, peristiwa pemakzulan terhadap Perdana Menteri Prancis Michel Barnier setelah menjabat selama 91 hari menjadi sorotan utama dalam politik Perancis. Keputusan parlemen untuk mencabut dukungan terhadapnya mencerminkan dinamika politik yang rumit dalam upaya mengatasi berbagai tantangan dalam negeri maupun di tingkat internasional.