Fenomena unik terjadi di Jepang, di mana sejumlah narapidana lansia memilih untuk tetap tinggal di penjara daripada hidup sendiri di luar. Keputusan ini tidak hanya dipicu oleh alasan hukum, tetapi juga oleh rasa kesepian yang dirasakan oleh mereka yang telah menua tanpa keluarga atau dukungan sosial yang memadai. Beberapa lansia bahkan rela membayar sejumlah uang untuk tetap berada di balik jeruji besi demi menghindari hidup yang sunyi di luar penjara.
Penjara Wanita Tochigi, yang terletak di wilayah utara Jepang, menjadi tempat yang menyimbolkan fenomena ini. Di penjara ini, para narapidana lansia merasakan perlakuan yang sangat berbeda dibandingkan dengan narapidana lainnya. Bagi mereka, penjara bukan lagi sekadar tempat hukuman, melainkan seperti panti jompo yang menyediakan layanan perawatan lansia.
Menurut Takayoshi Shiranag, petugas Penjara Wanita Tochigi, sejumlah narapidana lansia rela membayar sekitar Rp 2-3 juta untuk tetap tinggal di penjara. Ini adalah jumlah yang cukup besar, mengingat penghasilan rata-rata seorang lansia di Jepang tidaklah tinggi. Namun, bagi mereka, uang tersebut sebanding dengan kenyamanan dan rasa aman yang mereka peroleh di balik jeruji besi.
“Di penjara, mereka tidak hanya mendapatkan tempat tinggal, tetapi juga perawatan medis, makanan, dan bantuan sehari-hari seperti berjalan, makan, dan mandi,” ujar Shiranag. “Untuk mereka, lebih baik hidup di sini daripada merasa kesepian di luar sana.”