Indonesia dikenal sebagai negeri tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk tanaman-tanaman herbal yang memiliki manfaat luar biasa. Salah satu tanaman yang menarik perhatian adalah kapur barus atau kamper. Siapa sangka, tanaman yang satu ini bukan hanya sekadar bahan pewangi alami, tetapi juga disebut dalam kitab suci Al-Qur’an, tepatnya pada Surat Al-Insan ayat ke-5.
Ayat tersebut berbunyi bahwa Allah akan memberikan minuman bercampur air kafur kepada orang-orang yang berbuat kebajikan. Namun, penting dipahami bahwa kamper yang dimaksud bukanlah kamper sintetis berwujud bola-bola kecil yang biasa digunakan sebagai pengusir serangga. Kamper modern itu adalah hasil sintesis kimia dari senyawa bernama Naphtalene (C10H8), bukan dari tumbuhan asli.
Kamper dalam Al-Qur’an: Apa Sebenarnya?
Kamper yang dimaksud dalam Al-Qur’an adalah tanaman alami bernama Dryobalanops aromatica. Tanaman ini tumbuh subur di hutan-hutan tropis dan dikenal dengan aroma kuat serta manfaat kesehatan yang tinggi. Yang menarik, tanaman ini bukanlah flora asli Timur Tengah, sehingga masyarakat Arab kala itu harus mencarinya ke tempat lain.
Pencarian ini membawa mereka ke wilayah Timur yang misterius dan jauh: kepulauan Indonesia, tepatnya di daerah Sumatera Utara. Di sinilah cerita menarik mengenai jejak perdagangan dan penyebaran agama Islam bermula.
Barus, Sumatera: Negeri Kapur Barus yang Mendunia
Dalam catatan sejarah, Barus (dulu dikenal sebagai Fansur) menjadi pusat produksi kapur barus berkualitas tinggi. Bahkan, sejarawan-sejarawan dari berbagai zaman mencatat keberadaan wilayah ini: