Langkah Malaysia dalam memperbolehkan pembayaran zakat menggunakan aset digital juga mencerminkan komitmen negara tersebut dalam mempromosikan inovasi dan teknologi sebagai bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Menyelaraskan kewajiban keagamaan dengan perkembangan teknologi adalah langkah positif yang dapat menggambarkan bahwa Malaysia siap beradaptasi dengan perubahan zaman serta mendukung kemandirian umat Islam dalam hal keuangan digital.
Namun tentu saja, seperti halnya penerimaan aset digital dalam konteks keuangan lainnya, ada potensi risiko dan perkembangan yang perlu diawasi dengan cermat. Regulasi yang ketat dan perlindungan terhadap konsumen perlu diwujudkan untuk menghindari penyalahgunaan teknologi blockchain dalam pembayaran zakat. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang potensi manfaat dan risiko penggunaan aset digital dalam pembayaran zakat juga perlu ditingkatkan agar umat Islam dapat memanfaatkan teknologi ini secara bijaksana.
Sebagai negara yang terbuka terhadap inovasi dan teknologi, langkah Malaysia ini memberikan sinyal positif bagi perkembangan ekosistem keuangan digital di negara tersebut. Diharapkan bahwa keputusan Malaysia ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengintegrasikan inovasi teknologi dalam praktik keagamaan yang sudah ada.
Dengan adanya pembayaran zakat menggunakan aset digital, Malaysia menunjukkan bahwa negara tersebut siap berada di garis depan dalam merangkul perubahan dan menghadirkan solusi inovatif dalam memenuhi tuntutan kehidupan modern. Dalam konteks global yang semakin terhubung secara digital, keputusan Malaysia ini tentu saja menjadi sorotan bagi dunia internasional dalam merespons perubahan zaman serta perkembangan teknologi.