Sebuah insiden mengejutkan terjadi ketika seorang drone dilaporkan meluncur dari Lebanon dan menghantam kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut, kejadian ini memperburuk ketegangan antara kedua negara dan mengacaukan upaya gencatan senjata yang sudah rapuh.
“PM Netanyahu dan keluarganya sedang tidak ada di Caesarea saat serangan terjadi. Tidak ada korban jiwa,” kata militer Israel, dalam pernyataan, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (19/10).
Israel telah merespons dengan serangan udara terhadap Lebanon selatan od tersebut telah menjadi sasaran pengeboman besar-besaran sejak 23 September. Melaporkan bahwa banyak desa di Lebanon selatan mengalami kerusakan hingga 80 persen akibat serangan udara.
Pada bulan September, Israel dan kelompok militan Lebanon, Hezbollah, sepakat untuk gencatan senjata yang disaksikan oleh PBB. Namun, insiden baru-baru ini telah mempersulit upaya untuk mempertahankan gencatan senjata tersebut.
Seiring dengan meningkatnya ketegangan, dunia internasional juga turut mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap tindakan agresif yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Para pemimpin dunia menekankan pentingnya menjaga perdamaian di Timur Tengah dan mendorong upaya-upaya diplomasi untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara yang damai.