Tampang

Kisah Warga Nepal Bangun Museum Replika Karya Seni Demi Repatriasi Patung dan Artefak yang dicuri, Kembalikan Dewa-Dewa Kami

28 Sep 2024 19:07 wib. 30
0 0
Kisah Warga Nepal Bangun Museum Replika Karya Seni Demi Repatriasi Patung dan Artefak yang dicuri, Kembalikan Dewa-Dewa Kami
Sumber foto: Google

Ratusan patung dewa dan artefak bersejarah di Nepal hilang sejak 1960-an hingga 1980-an. Dalam beberapa tahun terakhir, artefak tersebut ditemukan di museum, balai lelang, dan koleksi pribadi di Barat. Demi mendorong repatriasi, seorang pelestari budaya Nepal membangun museum yang menawarkan replika sebagai ganti patung dewa yang dicuri.

Patung Saraswati adalah favorit Rabindra Puri. Duduk di atas bunga teratai, dewi kebijaksanaan Hindu itu memegang sebuah buku, tasbih, dan alat musik klasik yang disebut veena di keempat tangannya. Dengan tatapan tajam, patung Saraswati tampak bernyawa.

Namun, di samping karya seni tersebut terdapat foto yang memperlihatkan patung tanpa kepala dengan keterangan yang mengatakan bahwa kepala patung tersebut dicuri pada tahun 1980-an. Keberadaannya saat ini masih belum diketahui.

“Seorang perempuan tua bercerita kepada saya kalau dia dulu memuja Dewi Saraswati setiap hari,” kata Puri.

“Ketika dia mengetahui patung itu dicuri, dia merasa lebih tertekan daripada ketika suaminya meninggal.”

Patung Saraswati merupakan salah satu dari 45 replika patung yang ada di Museum of Stolen Art (Museum Karya Seni Curian) miliknya di Nepal, yang akan dibuka pada 2026 mendatang. Dalam lima tahun terakhir, ia telah mempekerjakan sejumlah perajin untuk membuat replika patung-patung tersebut, dengan masing-masing membutuhkan waktu antara tiga bulan hingga satu tahun untuk menyelesaikannya.

Tidak ada pendanaan dari pemerintah, jadi Puri mendedikasikan 50% dari kekayaan pribadinya untuk museum dan proyek konservasi lainnya. Saya ingin para pengunjung menangis dan darah mereka mendidih pada saat yang sama sehingga mereka dapat mendukung kampanye repatriasi, kata pria berusia 54 tahun itu.

Lebih dari 400 artefak di Nepal hilang dari kuil dan biara di seluruh negeri. Namun menurut Kepala Departemen Arkeologi Nepal, angka itu hanya estimasi paling rendah, jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

Banyak patung dewa-dewa yang hilang ini dicuri sejak 1960-an hingga 1980-an, ketika Nepal membuka diri terhadap dunia luar setelah lebih dari satu abad mengisolasi diri di bawah pemerintahan dinasti Ranas. Kerajaan menggulingkan Ranas dan mengambil alih kekuasaan.

Orang-orang yang dekat dengan istana mendominasi setiap aspek kehidupan, dan "kolusi" antara para pejabat yang berkuasa dengan beberapa penduduk setempat memicu pencurian artefak, menurut sekretaris Nepal Heritage Recovery Campaign, Sanjay Adhikari.

"Pencuri setempat kemungkinan terpancing untuk mencuri, yang akhirnya dibawa pergi dari negara ini."

Patung-patung tersebut tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi "barang pameran" karena merupakan bagian dari budaya hidup Nepal, kata Adhikari.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.