Tampang

Kisah Samiri, Pembuat Patung Anak Sapi yang Bisa Keluarkan Suara

16 Mei 2024 20:52 wib. 237
0 0
Kisah Samiri, Pembuat Patung Anak Sapi yang Bisa Keluarkan Suara

Ketika masa dakwah Nabi Musa AS, ada seseorang dari kaumnya yang berniat mengecoh keimanan Bani Israil dengan membentuk berhala sapi yang bisa berbicara. Siapa dia?

Ibnu Katsir dalam bukunya Qashash Al-Anbiya menyebutkan nama pembuat patung anak sapi yang dapat berbicara pada masa Nabi Musa, yakni Samiri.
Awalnya, Samiri membuat sebuah patung berbentuk anak sapi dari perhiasan emas. Tetapi sebelumnya ia melihat Malaikat Jibril mengirim bantuan Allah SWT kepada Musa AS untuk menenggelamkan Firaun di Laut Merah.Kala itu Jibril menunggangi kuda dan terdapat bekas tapak kudanya di tanah. Lantas Samiri mengambil tanah pijakan kuda itu untuk kemudian dimasukkan ke dalam tubuh berhala ciptaannya.
Seketika patung buatannya Samiri mengeluarkan suara selayaknya anak sapi asli. Ada pula yang mengatakan bahwa berhala itu berdaging dan mengeluarkan darah, sehingga mirip dengan anak sapi yang sebenarnya. Melihat itu, banyak dari Bani Israil yang bersorak kegirangan karena menganggap tuhan berada di sisi mereka.
Namun ada juga ulama yang berpendapat, sapi itu terdengar bersuara lantaran ada angin yang masuk melalui duburnya dan keluar lewat mulutnya. Karena Samiri membuat bagian tengah patung berongga dan menghadapkannya ke arah mata angin.
Sehingga angin yang masuk dari lubang belakang kemudian keluar dari lubang depan, dan terdengarlah suara yang mirip dengan anak sapi sungguhan.

Setelah itu, Samiri pergi menemui Bani Israil dengan membawa patung yang telah dibuatnya. Mereka pun bertanya kepadanya, "Apa itu, Samiri?"
Samiri menjawab, "Ini adalah tuhan kalian dan tuhan Musa!"
Mereka bertanya lagi, "Tapi Musa sekarang sedang pergi menemui Tuhannya."
Samiri menjawab lagi, "Rupanya Musa lupa. Dia pergi untuk menemui Tuhannya di tempat lain, padahal tuhannya ada di sini."
Kala itu angin berhembus masuk dari bagian belakang anak sapi dan keluar dari mulutnya sehingga anak sapi itu mengeluarkan suara. Bani Israil yang mendengarnya kemudian menyembah anak sapi itu.

Samiri ternyata memang sengaja melakukan demikian. Ia melihat situasi di mana Bani Israil rindu untuk menyembah berhala. Kemudian ia memanfaatkan dengan membawakan patung anak sapi bagi mereka yang terbuat dari emas dan mampu berbicara.
Bani Israil pun terpecah menjadi golongan minoritas mukmin yang sadar bahwa anak sapi itu adalah tipuan, dan kalangan mayoritasnya kembali menyembah berhala.
Fitnah Samiri akhirnya menyebar ke seluruh kaum. Hingga pada suatu hari, Nabi Harun AS sangat terkejut melihat Bani Israil menyembah patung anak sapi emas. Harun AS yang kala itu dititipkan tanggung jawab oleh Musa AS untuk menjaga kaumnya, kemudian mendatangi untuk menasihati mereka.
Beliau berkata kepada mereka, "Sesungguhnya kalian telah terkena fitnah dengan patung anak sapi. Sungguh, ini adalah fitnah. Samiri telah memanfaatkan kebodohan kalian dan memfitnah kalian dengan anak sapinya. Ini bukanlah tuhan kalian atau tuhan Musa."
Para penyembah anak sapi itu menolak dan tidak mengindahkan peringatan Nabi Harun. Tetapi Harun AS terus mengingatkan mereka akan sejumlah mukjizat Allah SWT yang telah menyelamatkan, memuliakan, dan menjaga mereka.
Namun mereka mereka tetap saja menutup telinga. Mereka menolak peringatan Nabi Harun sambil meremehkannya, bahkan beliau hampir dibunuh Bani Israil. Mereka menutup perdebatan patung anak sapi sampai Musa AS datang dari gunung Thur.
Kepribadian Nabi Harun yang jauh lebih luwes dan lembut justru membuat beliau tidak disegani Bani Israil. Di sisi lain Harun AS enggan menghancurkan berhala yang mereka sembah, karena khawatir akan menimbulkan fitnah dan perang saudara di antara mereka. Akhirnya beliau pun juga memilih menunda permasalahan hingga Musa AS kembali.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.