Tampang

Keunikan Desa Trunyan: Tradisi Pemakaman di Bawah Pohon Wangi

28 Jul 2024 20:46 wib. 297
0 0
Keunikan Desa Trunyan: Tradisi Pemakaman di Bawah Pohon Wangi
Sumber foto: google

Desa Trunyan, terletak di tepi timur Danau Batur di Bali, adalah salah satu desa Bali Aga yang mempertahankan tradisi dan adat istiadat kuno yang berbeda dari kebudayaan Bali pada umumnya. Salah satu tradisi yang paling terkenal dan unik dari desa ini adalah cara pemakaman yang dilakukan di bawah pohon Taru Menyan, sebuah pohon wangi yang diyakini dapat menghilangkan bau jenazah. Tradisi pemakaman ini menarik perhatian banyak wisatawan dan peneliti karena keunikannya dan nilai budaya yang mendalam.

 Sejarah dan Asal Usul Desa Trunyan

Desa Trunyan dikenal sebagai salah satu desa tertua di Bali yang didiami oleh masyarakat Bali Aga, penduduk asli Bali yang mempertahankan budaya dan tradisi mereka sejak zaman prasejarah. Nama "Trunyan" sendiri berasal dari kata "Taru" yang berarti pohon dan "Menyan" yang berarti harum atau wangi. Pohon Taru Menyan menjadi pusat dari tradisi pemakaman unik desa ini, dan keberadaannya sangat dihormati oleh penduduk setempat.

 Tradisi Pemakaman di Trunyan

Berbeda dengan tradisi pemakaman kremasi yang umum di Bali, Desa Trunyan memiliki cara pemakaman yang sangat khas. Jenazah di Trunyan tidak dikremasi atau dikubur, melainkan diletakkan di atas tanah di bawah pohon Taru Menyan. Jenazah ditempatkan di dalam sebuah kurungan bambu yang disebut ancak saji, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari hewan liar. Pohon Taru Menyan yang tumbuh di area pemakaman ini memiliki aroma wangi yang diyakini mampu menetralisir bau busuk dari jenazah yang membusuk.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.