Kereta otonom tanpa rel atau yang dikenal dengan sebutan Trem Otonom Terpadu (TOT) di Ibukota Nusantara (IKN) Kaltim telah menjadi sarana transportasi yang dibanggakan oleh Presiden ke-7 Joko Widodo. Namun, saat ini proyek ini terancam mangkrak dan dikembalikan ke China karena berbagai kendala yang dihadapi dalam implementasinya.
TOT merupakan proyek transportasi massal yang diharapkan dapat menjadi solusi efisien dalam memenuhi kebutuhan mobilitas di Ibukota Nusantara. Fasilitas kereta otonom ini diharapkan menjadi jawaban atas kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut. Konsep kereta otonom yang tidak memerlukan rel atau jalur khusus ini dianggap sebagai revolusi transportasi yang akan membawa perubahan besar dalam pola mobilitas masyarakat.
Namun, realitas implementasi proyek ini jauh dari harapan. Berbagai kendala teknis dan birokrasi menjadi hambatan utama dalam mengoperasionalkan TOT di IKN. Beberapa masalah teknis meliputi ketidakmampuan sistem navigasi untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah secara dinamis, serta performa baterai yang belum optimal. Selain itu, birokrasi yang rumit dalam perizinan dan regulasi juga menyulitkan jalannya proyek ini.