Dalam konteks ini, suara dr. Piprim mengangkat isu yang lebih besar, yaitu bagaimana kebijakan kesehatan seharusnya tidak hanya bersandar pada regulasi semata, tetapi juga harus mempertimbangkan dampak psikologis dan profesionalisme tenaga kesehatan. Dengan harapan, ke depan, kebijakan serupa dapat diterapkan dengan lebih bijaksana, demi kesejahteraan semua pihak yang terlibat, baik pasien maupun dokter.
Kisah dr. Piprim dan rotasi dokter ini mengingatkan kita bahwa pendekatan dalam kebijakan kesehatan harus selalu bersifat inklusif, mendorong dialog antara pihak pengambil kebijakan dan praktisi medis di lapangan.