Israel mengaku akan membuka jalur perbatasan Erez ke Gaza utara, lokasi dengan tingkat kelaparan paling parah. Selain itu, Israel juga mengeklaim akan membuka Pelabuhan Ashdod. Namun belum ada rincian kapan atau bagaimana rute yang digunakan untuk mengirimkan bantuan ini akan beroperasi.
Rencana ini muncul menyusul pembunuhan tujuh pekerja bantuan oleh militer Israel pada tanggal 1 April silam. Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk mencegah kerugian sipil dan penderitaan kemanusiaan jika ingin mempertahankan dukungan darinya.
Badan-badan bantuan internasional dan pejabat asing telah lama mendesak Israel untuk membuka lebih banyak jalur penyeberangan. Termasuk dengan mengizinkan penggunaan Pelabuhan Ashdod, dengan mengatakan bahwa hal ini dapat mengurangi kelaparan secara signifikan di Gaza. Selain itu, Israel juga mengatakan akan mengizinkan lebih banyak bantuan dari Yordania untuk masuk ke Gaza. "Saya pikir ini adalah titik balik," kata Jan Egeland dari Dewan Pengungsi Norwegia kepada BBC.
“Saya pikir sekarang bantuan akan mengalir dengan bebas, dan akan ada skema perlindungan bagi warga sipil, termasuk para pekerja bantuan, yang akan berhasil.". "[Presiden AS Joe] Biden kini telah mengatakan kepada [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu untuk membuka diri dan sekarang mereka akhirnya mengalah.". Jumlah truk pembawa makanan yang masuk melalui dua penyeberangan yang sudah beroperasi di Gaza selatan telah meningkat tajam usai pengumuman Israel ini.