Gunung es terbesar di dunia, yang dikenal sebagai A23a, kini menghadapi ancaman serius akibat proses peluruhan yang berlangsung cepat. Berlokasi di perairan dekat suaka margasatwa Antarktika, A23a telah lama terjebak di wilayah ini, tetapi kini mulai hancur menjadi ribuan pecahan kecil. Proses ini tidak hanya mempengaruhi struktur gunung es itu sendiri, tetapi juga mengancam ekosistem khas yang berada di sekitar kawasan suaka margasatwa.
A23a adalah salah satu gunung es terbesar yang tercatat, dengan ukuran yang mengesankan dan berat yang mencapai jutaan ton. Selama bertahun-tahun, kehadirannya di perairan Antarktika menjadi bagian penting dari ekosistem lokal, menjadi habitat bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Namun, mitos tentang ketahanan gunung es ini kini sirna, setelah para ilmuwan mengamati tanda-tanda bahwa A23a mulai hancur.
Proses peluruhan gunung es terbesar di dunia ini terjadi sebagai akibat dari perubahan suhu global yang meningkat. Dengan suhu laut yang lebih hangat, lebih banyak bagian dari gunung es A23a tergerus, memicu proses pencairan yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun ke depan. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa penurunan suhu di area sekitar tidak cukup untuk menghentikan proses ini. Keberadaan mikroorganisme dan interaksi dengan arus laut juga dapat mempercepat peluruhan ini, menciptakan kondisi yang semakin mendesak.