Perpecahan gunung es A23a menjadi ribuan pecahan kecil menimbulkan beberapa masalah ekologis. Pertama, fragmentasi ini menciptakan ancaman bagi spesies yang bergantung pada habitat es sebagai daerah pembiakan dan pengasuhan. Misalnya, penguin dan anjing laut mengandalkan area es untuk membangun sarang dan melindungi anak-anak mereka. Ketika gunung es mulai hancur, peluang bagi spesies ini untuk bertahan menjadi semakin tipis.
Selain itu, ketika gunung es terbesar di dunia mulai hancur, bisa jadi terdapat dampak besar bagi tingkat naiknya permukaan laut. Pecahan-pecahan yang lebih kecil dapat menyebabkan fluktuasi di sistem laut yang berdampak pada pola arus dan suhu, yang pada gilirannya bisa mempengaruhi iklim di wilayah tersebut. Para ilmuwan memperkirakan bahwa dampak dari perubahan ini dapat meluas jauh melampaui perairan Antarktika, berkontribusi pada perubahan iklim global yang lebih besar.
Proses peluruhan A23a dan perpecahan menjadi ribuan pecahan kecil juga menimbulkan tantangan bagi penelitian ilmiah dan konservasi. Kawasan suaka margasatwa di Antarktika sering kali menjadi fokus penelitian untuk memahami dampak perubahan iklim. Dengan gunung es terbesar di dunia mulai hancur, akses ke wilayah ini bisa jadi terhambat, dan pengamatan terhadap spesies lokal menjadi jauh lebih sulit.