Sementara pada beberapa wilayah di dunia, proses penambangan emas memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan investasi modal yang besar, Gunung Erebus justru menawarkan emas secara rutin dan relatif mudah. Ini menjadi peluang yang menarik bagi industri penambangan, terutama dengan nilai emas yang mampu mencapai Rp 91 juta setiap hari.
Namun, di balik potensi kekayaan alam yang luar biasa ini, ada pula berbagai tantangan yang harus dihadapi. Lokasi Gunung Erebus yang terpencil dan iklim Antartika yang keras membuat eksploitasi sumber daya alam di sana menjadi sebuah tantangan tersendiri. Pertanyaan etika pun muncul, mengingat Antartika dianggap sebagai salah satu dari sedikit tempat alam yang hingga kini belum terkontaminasi oleh peradaban manusia.
Selain itu, perdebatan mengenai tanggung jawab lingkungan juga tak terelakkan. Bagaimana mekanisme perlindungan lingkungan pada saat aktivitas penambangan dimulai? Apakah negara-negara akan berpartisipasi dalam mengatur eksploitasi sumber daya alam Antartika? Hal-hal ini menjadi perdebatan yang sangat relevan dalam kaitannya dengan potensi eksploitasi Gunung Erebus.