Gunung Erebus kali pertama ditemukan oleh Kapten Sir James Clark Ross pada 1841 di Benua Antartika. Sejak saat itu, gunung ini menjadi salah satu pusat penelitian utama bagi ilmuwan di seluruh dunia. Namun, belakangan ini, Gunung Erebus menarik perhatian bukan hanya sebagai objek penelitian ilmiah, tetapi juga karena menjadi sumber kekayaan alam yang mengejutkan - emas senilai Rp 91 juta ditemukan dilepaskan secara teratur setiap hari selama erupsinya.
Menurut GeologyHub, Gunung Erebus adalah salah satu dari sejumlah gunung berapi yang secara aktif menghasilkan emas selama erupsi. Fenomena ini mengundang decak kagum, dan juga membuat gelombang kegembiraan di kalangan penambang dan investor mineral di seluruh dunia. Bagaimana mungkin sebuah gunung berapi muntahkan emas secara teratur dan sebesar itu?
Studi ilmiah telah mengungkapkan bahwa proses terbentuknya emas di dalam Gunung Erebus terjadi akibat reaksi mineralisasi yang kompleks selama erupsi. Saat lava dan gas mengalir ke permukaan bumi, mereka membawa serta partikel-partikel emas yang terperangkap di dalamnya. Selama berabad-abad, akumulasi partikel emas ini membentuk deposit yang kemudian dilepaskan ke atmosfer saat terjadi erupsi.