Mereka menegaskan bahwa masakan yang disajikan tetap mengikuti resep otentik masakan Padang dan disajikan oleh juru masak yang sudah berpengalaman dalam menyajikan masakan khas Minang. Meskipun pemiliknya bukan orang Minang asli, mereka menegaskan bahwa hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah karena yang terpenting adalah keaslian resep dan cita rasa yang disajikan kepada para pelanggan.
Kontroversi ini pun menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen yang memberikan pendapat dan komentar terkait insiden ini. Ada yang mendukung tindakan ormas karena dianggap sebagai bentuk pelestarian budaya, namun tidak sedikit pula yang menilai bahwa tindakan ormas tersebut terlalu berlebihan dan tidak mencerminkan semangat keberagaman budaya di Indonesia.
Selain itu, kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi para pelaku usaha kuliner untuk lebih memperhatikan aspek keberagaman budaya dalam mengelola bisnis kuliner. Memang, dalam mengelola bisnis kuliner, penting untuk tetap mempertahankan keaslian dan cita rasa dari masakan tersebut. Namun, hal itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk menutup pintu bagi siapapun yang ingin menggeluti bisnis kuliner dengan mempersembahkan masakan dari berbagai daerah di Indonesia.