Tampang

Fahira Idris: Bangsa ini Cepat Bangkit, Jika Banyak Pemuda Terjun Ke Politik dan Ekonomi

21 Mei 2017 00:19 wib. 1.950
0 0
fahira idris

Jakarta, 20 Mei 2017—Fase-fase penting perjalanan bangsa ini mulai dari Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi 1945 tidak dapat dilepaskan dari momentum lahirnya organisasi modern yang digerakkan oleh para pemuda pada 1900-an salah satunya Budi Utomo yang lahir pada 20 Mei 1908. Selain identik dengan gerakan politik, organisasi-organisasi yang menjadi simbol perlawan ini juga menjadikan pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai garis perjuangan.

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengungkapkan, organisasi-organisasi yang berdiri pada masa pergerakan nasional dan dimotori para pemuda ini merupakan bentuk kegelisahan atas semakin kuatnya imprealisme politik dan ekonomi. Secara politik, kendali pemerintahan saat itu dipegang sepenuhnya oleh Belanda. Sementara dari sisi ekonomi, nusantara saat itu menjadi sumber bahan mentah dan pasar bagi industri pemerintah kolonial. Makanya, baik Sarekat Dagang Islam maupun Budi Utomo dan organisasi lainnya juga memilih pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai bentuk perlawanan.

Menurut Fahira, lebih dari satu dekade terakhir, bangsa ini merasakan kegelisahan yaitu maraknya praktik korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum elite politik yang dampaknya ternyata begitu merusak karena menggerogoti perekonomian bangsa ini. Selain itu, kebijakan negara saat ini, masih belum optimal menjadikan pemuda sebagai penopong utama aktivitas perekonomian bangsa, padahal energi dan potensi pemuda dalam bidang ekonomi begitu luar biasa.

“Salah satu cara untuk menghentikan kegelisahan ini menurut saya adalah mendorong lebih banyak pemuda berkiprah di berbagai bidang terutama dalam bidang politik dan ekonomi,” ujar Fahira Idris saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, di Jakarta (20/5).

<12>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

11 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan
0 Suka, 0 Komentar, 23 Mar 2018

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?