Adapun faktor yang mendukung pertumbuhan YouTube adalah keragaman konten dan fleksibilitas penggunaannya. Dari vlog, berita, hiburan, edukasi, hingga live streaming, semua tersedia dalam satu aplikasi. Selain itu, teknologi smart TV dan kemudahan akses internet juga turut mempercepat peralihan ini.
Platform lain yang juga mencatat angka signifikan adalah Fox, dengan persentase pemirsa sebesar 8,3%. Peningkatan ini terutama berkat penayangan acara olahraga besar seperti Super Bowl yang berhasil menarik jutaan penonton.
Namun, Fox tetap tidak mampu melampaui kekuatan YouTube dan bahkan kalah tipis dari Netflix dan Paramount yang mencatat angka 8,2%. Fakta ini menandakan bahwa dominasi televisi konvensional semakin tergeser oleh platform-platform digital yang menyajikan konten lebih personal dan on-demand.
Perubahan kebiasaan menonton ini tentu menjadi sinyal penting bagi industri media. Jika dulu televisi menjadi pusat hiburan di ruang keluarga, kini perannya mulai digantikan oleh layanan streaming yang lebih dinamis dan sesuai preferensi masing-masing individu.
Fenomena ini juga memaksa perusahaan media untuk melakukan transformasi digital. Banyak stasiun TV kini mulai menghadirkan tayangan mereka secara online dan membuka kanal YouTube resmi untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi digital native.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan ini didorong oleh perkembangan teknologi dan pola hidup masyarakat modern. Dengan smartphone dan smart TV, seseorang bisa menikmati tayangan favoritnya kapan saja, di mana saja, tanpa harus mengikuti jadwal siaran.
YouTube juga memanfaatkan algoritma canggih yang mampu merekomendasikan konten sesuai minat pengguna. Ini menjadikan pengalaman menonton lebih personal dan memuaskan dibandingkan tayangan TV konvensional yang sifatnya seragam dan terbatas waktu.