Kembali ke Xring O1, chip ini diproyeksikan akan menjadi jantung dari berbagai produk Xiaomi ke depan, mulai dari smartphone hingga perangkat AIoT (Artificial Intelligence of Things). Jika pengembangannya berjalan sukses, maka Xiaomi berpotensi menjadi pemain utama dalam pasar semikonduktor global, sekaligus melepas ketergantungan dari pemasok chip seperti Qualcomm dan MediaTek.
Langkah ini tentu saja akan memberikan efek domino. Jika Xiaomi memutuskan untuk sepenuhnya menggunakan chip buatan sendiri di masa depan, maka Qualcomm bisa kehilangan salah satu klien besarnya di segmen flagship. Hal ini berpotensi menggoyang peta persaingan di industri semikonduktor dunia.
Dari sisi konsumen, kehadiran chip Xring O1 di Xiaomi 15S Pro juga akan menjadi bahan pertimbangan besar. Apakah pengguna akan mempercayai performa dan efisiensi chip buatan Xiaomi, atau tetap memilih produk yang sudah terbukti menggunakan Snapdragon?
Secara keseluruhan, 22 Mei 2025 akan menjadi tanggal bersejarah bagi Xiaomi. Bukan hanya karena peluncuran produk-produk flagship mereka, tetapi juga karena momen tersebut akan menjadi tonggak awal transformasi Xiaomi dari pengguna teknologi menjadi pencipta teknologi.
Apakah langkah besar ini akan berhasil? Atau justru menjadi tantangan baru bagi Xiaomi di tengah persaingan global yang semakin kompleks? Yang jelas, dunia teknologi akan terus menyoroti pergerakan mereka dengan penuh rasa ingin tahu.