Di sebuah desa kecil yang tenang, tinggal seorang pria bernama Budi. Budi adalah seorang petani sederhana yang setiap harinya bekerja di ladangnya sendiri. Meski hidupnya tidak mewah, Budi selalu merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Namun, yang membuat Budi istimewa adalah kebahagiaannya dalam memberi.
Suatu hari, Budi mendengar kabar bahwa seorang tetangganya, Pak Hasan, sedang mengalami kesulitan. Pak Hasan adalah seorang duda tua yang tinggal sendiri. Kesehatannya semakin memburuk, dan ia tidak mampu lagi bekerja di ladang seperti dulu. Tanpa berpikir panjang, Budi memutuskan untuk membantu Pak Hasan. Ia mulai membagi hasil panennya dengan Pak Hasan setiap minggu. Pak Hasan yang awalnya malu menerima bantuan, akhirnya menerima dengan penuh rasa syukur.
Perlahan-lahan, kebahagiaan Budi dalam memberi mulai menyebar ke seluruh desa. Melihat contoh yang diberikan Budi, warga desa lainnya mulai ikut serta membantu Pak Hasan dan juga tetangga-tetangga lain yang membutuhkan. Dalam waktu singkat, desa yang sebelumnya tenang itu berubah menjadi desa yang penuh dengan semangat gotong royong dan kebersamaan.
Suatu hari, seorang guru muda bernama Siti yang baru pindah ke desa itu merasa kagum dengan perubahan yang terjadi. Ia memutuskan untuk mengadakan sebuah acara komunitas yang bertujuan untuk memperkuat semangat berbagi di desa tersebut. Siti mengajak anak-anak dan orang dewasa untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial seperti membersihkan lingkungan, mengajar anak-anak, dan membantu warga yang membutuhkan.